Tuesday, November 19, 2013

MEMAHAMI MENTALITAS LEWAT MONUMEN


Zamzam Muhammad Fuad

Melahirkan itu meregang nyawa, maka jangan membenci orang tua. Pesan ini lalu diterjemahkan dalam cerita. Kita ingat pada Malin yang jadi batu setelah mengacuhkan ibunya. Kisah serupa juga mengalir di Maluku. Alkisah ada anak yang sewenang-wenang pada ibunya. Tak tahan, ibunya lebih rela ditelan batu daripada hidup dengan anak-anaknya. 

Tapi orang tua juga tak selalu can do no wrong. Kalau kita ingat cerita tentang bawang merah bawang putih, akan timbul kesan bahwa ada juga orang tua jahat pada anaknya. Apalagi jika kita buka-buka halaman koran, ada ibu yang tega menjual, mengaborsi, dan memutilasi darah dagingnya. Di sini sang anak berada dalam posisi antara. Ia diajak untuk mengerti bahwa tak akan dirinya tanpa ada orang tua. Tapi disisi lain sang anak diajak untuk memahami orang tua sebagai manusia pada umumnya, yang can do wrong.

Friday, November 1, 2013

ORIENTALISME DALAM JURNAL INTERNASIONAL


Zamzam Muhammad Fuad

Tulisan ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana peran jurnal ilmiah internasional dalam memantapkan hegemoni imperialisme Eropa-Amerika. Dewasa ini, ada pendapat bahwa kualitas pendidikan suatu negara diukur dari seberapa banyak para ilmuwan di suatu negara mampu mempublikasikan karya ilmiah di jurnal ilmiah internasional. Bila ditinjau secara karikatural, bebas nilai, dan apolitis, pendapat itu mungkin benar. Namun bila dipandang lewat pendekatan paskakolonial dan Foucauldian tentang pengetahuan dan kekuasaan, pendapat itu bisa dipersoalkan. Apabila dua perspektif itu yang digunakan maka akan muncul sebuah kesimpulan bahwa jurnal ilmiah internasional merupakan instrumen tak kasat mata yang digunakan oleh negara maju (Eropa-Amerika-Australia) untuk menguasai negara-negara berkembang (Asia-Afrika). Lebih jauh lagi, dalam hubungan antara negara maju dan berkembang, jurnal ilmiah internasional memiliki dua peran strategis. Pertama, sebagai sistem panoptik yang memagari sistem kognitif ilmuwan di negara berkembang. Kedua, sebagai watchdog yang menjaga hubungan produksi akademis yang timpang antara negara maju dan negara berkembang. Sedangkan dalam kaitannya dengan Indonesia, jurnal ilmiah internasional menghalangi perkembangan ideologi Pancasila sebagai paradigma baru ilmu sosial Indonesia.

Kata kunci: Jurnal ilmiah internasional, pengetahuan dan kekuasaan, imperialisme akademis.