Waktu sedang sholat
isya, ada dua anak kecil berisiknya bukan main. Tapi aku
tidak pernah sebal. Aku justru nyimak mereka.
Lha bagaimana, wong
suara mereka keras begitu. Masak aku pura-pura tidak dengar. Belum ditambah aku
tidak tau arti bacaan sholat yang sedang dibaca imam. Ya
praktis, aku memikirkan
apa yang kudengar
dan pahami saja.
Tulisan ini adalah
apa yang kupikirkan
ketika sedang sholat itu. Tuhan yang maha pemurah, ampuni saya.
Ketika dua anak itu
berisik, ada dua hal yang membuat aku heran. Pertama, kok
ya ada makmum dewasa yang mendesis pada kedua anak itu. Padahal nampaknya
makmum itu sedang sholat juga. SSSSSSSSHHHHHH!!! Dua kali pula. Kok ya bisa ya, sambil sholat, sambil mendesis. Kukira,
lebih mending saya. Walau tidak khusyuk, tapi tetap anteng.
Lalu apa hal kedua yang
membuat aku
heran. Yaitu ketika dua anak itu memanggil temannya:
“FAREL!!”. Pikiranku lagi-lagi melayang.
Yang jelas, itu
bukan nama anakku. Aku juga tidak tau siapa itu FAREL. Yang jelas, tiba-tiba aku
kepikiran nama itu. Mungkin saat itu imam sedang rokaat
ketiga. Sehingga suasana hening. FAREL satu-satunya yang kudengar. Dan secara otomatis, kepalaku
mencerna kata FAREL
sedemikian rupa. Sekali lagi,
otomatis. Aku tidak
pernah menyengaja untuk tidak khusyu.
Yang kupikirkan saat itu, kenapa anak bernama FAREL banyak sekali. Tentu yang
namanya BUDI juga banyak. Apalagi yang namanya ARIF. Ada temanku yang namanya YUDI. Itu juga banyak. Tapi dalam keyakinanku yang
terdalam, nama BUDI, ARIF,
YUDI itu
banyak dipakai karena ada akar
kebudayaannya. Aku berjanji dalam diri, sesampainya di rumah, akan kutelusuri fenomena ini.
Sudah sampai rumah
Ok kita lanjut.
Mari cek kenapa BUDI, ARIF, YUDI, tidak asing bagi kita. Sebentar, kugoogling dulu.
Pertama, ARIF, asal
bahasa Arab. Mengapa nama ini banyak dipakai? Ya karena kebudayaan Arab sudah
lama sekali tinggal di Nusantara. Lalu BUDI
dan YUDI. Kedua nama ini berasal dari bahasa Sanskerta yang artinya sadar dan
cermat/rakyat. Kenapa aku tidak asing dengan nama ini, ya karena kebudayaan
Sanskrit barangkali sudah setua Nusantara itu sendiri.
Nah, sekarang
FAREL! Dengan apa kita bisa menjelaskan mengapa nama ini banyak yang
jadi nama anak-anak jaman sekarang.
Nama FAREL jarang
ada di generasiku. Belum
pernah aku punya temen namanya FAREL. Aku kelahiran 86 by the way. Feelingku, Di generasi ibu bapakku juga tidak ada. Coba,
bagi anda yang seumuran denganku, merasa
aneh tidak
ketika harus memanggil seseorang dengan PAK FAREL. Yang
ada juga Pak Imam, Pak Jono, Pak Joko.
Nah, akhirnya,
darimana akar ide nama FAREL digunakan oleh anak-anak kecil jaman sekarang.
Mari kita googling lagi. Kukasih tau kata kuncinya, “FAREL berasal dari bahasa”
Ikut menggoogling
kah?
Coba lihat laman
teratas. Aku kaget ketika disitu ada informasi seperti
ini: “banyak yang mengira nama ini berasal dari
bahasa Arab, padahal nama ini berasal dari bahasa Irlandia”. Coba anda
bayangkan. Ada emak-emak, asli Indonesia, menamai anaknya
dari bahasa dan budaya Irlandia. Asli. Ini rumit.
Aku pernah melihat
buku berjudul jejak Prancis di Indonesia. Aku langsung terngiang DAENDELS atau JEAN MARAIS (karakter tokoh dalam Bumi Manusia-nya PRAMOEDYA).
Nah, sekarang. Kutantang anda membayangkan buku berjudul
“Jejak Irlandia di Indonesia”. Siapa orang Irlandia pernah menokoh di sini? Oh,
nenek moyang peradaban Indonesia, ampuni kami.
Tulisan ini kemudian dibaca istri. Katanya, FAREL
itu booming dari sinetron.
Saya ketik lagi di google: “FAREL sinetron”.
Muncullah sinetron berjudul Heart. Jadi, selama ini,
nama FAREL itu dipopulerkan oleh sinetron. Mungkin anda-anda ada yang mau menulis
buku jejak Irlandia di Indonesia? Sinetron Heart jangan sampai luput dari
perhatian.
Aku jadi penasaran. Siapakah orang Indonesia nanti,
yang pertama dinamai Li Min Ho!!
No comments:
Post a Comment