Saturday, January 7, 2017

KETIKA BINATANG MELAWAN


                                            Zamzam Muhammad


Review buku: Animal Farm
Penulis: George Orwell
Penerbit: Bentang, Yogyakarta

Di Peternakan Manor, sebagaimana juga lazim terjadi di tempat lain, hewan dijadikan sarana oleh manusia untuk memproduksi sesuatu. Pemilik peternakan bernama Pak Jones mengambil telur, daging atau susu dari ayam, babi dan sapi untuk dijual atau dikonsumsi sendiri. Ia memaksa sapi untuk menarik bajak agar tanah menjadi gembur. Selain itu, kuda disuruh Pak Jones menarik kereta berisi barang-barang dagangan. Hewan-hewan itu merasa ditindas, sampai akhirnya memutuskan untuk melawan! Peristiwa yang disebut dengan "revolusi binatang" ini punya tujuan menggulingkan kekuasaan manusia agar hewan di Peternakan Manor bebas dari penindasan sehingga semakin makmur sejahtera.


Revolusi Binatang berjalan mulus. Pak Jones berhasil ditendang keluar dari peternakan. Kursi kepemimpinan peternakan dilimpahkan kepada hewan terpintar dan koordinator aksi revolusi binatang: Babi.

Paska revolusi, babi bernama Napoleon dan Snowball memegang kekuasaan atas peternakan binatang. Namun di tengah jalan, mereka pecah kongsi hingga akhirnya Napoleon berhasil mendepak Snowball dari peternakan. Peternakan binatang semakin suram. Di era kekuasaan babi ini, kuda, ayam, biri-biri, sapi, menjalani kehidupan yang semakin keras daripada ketika zaman Pak Jones. Namun sulitnya hidup tidak memancing mereka untuk protes. Karena Napoleon selalu berkata, peternakan binatang hidup atas dasar kedaulatan dan kemandirian. Biarlah kerja kita semakin keras, yang penting harga diri binatang tidak diinjak-injak lagi. Kita hidup atas jerih payah sendiri. Itu lebih baik daripada bisa makan, namun bergantung pada jatah yang diberi oleh Pak Jones. Para binatang manggut-manggut. Bisa jadi memang setuju. Bisa juga karena takut dibunuh Napoleon. Sebab di bawah pemerintahan babi bernama Napoleon ini, tidak setuju berarti makar.

Di saat yang bersamaan, para babi justru mendapat hak istimewa. Jatah dan jenis makanan mereka berbeda. Jenis kerja mereka berbeda. Tempat tinggal mereka berbeda. Hak istimewa ini diperoleh karena babi menganggap diri mereka dikutuk sebagai hewan pintar sehingga ditugasi melakukan kerja-kerja pikiran yang tidak bisa dilakukan hewan lain, demi masa depan peternakan binatang. Babi sungguh mendapatkan kenikmatan dan kenyamanan di peternakan binatang era baru ini.

Meskipun kehidupan hewan makin menyedihkan, dan semakin jauh dari cita-cita awal revolusi, toh mereka tidak melawan Napoleon. Bahkan makin percaya dengan retorika Napoleon. Napoleon selalu berkotbah bahwa di bawah pemerintahan babi, kehidupan hewan makin baik dan bermartabat daripada ketika era pemerintahan manusia. Hewan-hewan percaya pada retorika ini. Bahkan ketika melihat para babi mulai berjalan menggunakan dua kaki, hewan-hewan masih percaya bahwa di bawah babi, kehidupan mereka tetap lebih baik.

Novel ini berpesan pada kaum revolusioner bahwa revolusi tidak selalu berujung pada tercapainya tujuan-tujuan awal, seperti kesejahteraan, keadilan dan kesetaraan. Ini karena, pertama, revolusi rentan ditunggangi oleh kekuatan politik yang memiliki ambisi pribadi. Meskipun jargon kesetaraan diserukan, namun pemisahan kelas tetap akan terjadi, apapun itu alasannya. Dan dalam pemisahan itu akan diikuti oleh pembedaan lelehan kue kemakmuran. Kedua, pada saat memegang kekuasaan, maka logika politics as usual yang akan terjadi. Dalam logika politik as usual, yang dipikirkan oleh penguasa adalah bagaimana mempertahankan dan menambah kekuasaan. Ketiga, pemerintahan sosialis revolusioner akan tetap terjebak dalam “sistem pertukaran” internasional. Sebagaimana sering digembar-gemborkan dalam jargon revolusi bahwa pemerintahan baru akan mengambil jarak dengan negara-negara lain karena dianggap berbeda ideologi. Jargon ini ilusi belaka karena melawan hukum alam yang menyatakan bahwa sumber daya selalu tersebar. Selain itu, alasan keamanan juga isu penting yang harus diperhatikan oleh negara sosialis-revolusioner. Melakukan kerjasama pertukaran sama artinya dengan mengatakan bahwa kompromi diperlukan.

Di atas segalanya, Animal Farm menunjukkan ironi yang memekakkan. Di satu sisi, revolusi hanya bisa terjadi ketika terdapat kepemimpinan yang mampu menggerakkan lautan massa tertindas. Namun di sisi lain, pemerintahan revolusioner hanya akan bertahan jika lautan massa itu tetap powerless atau  tuna kuasa, baik itu dari modal ekonomi, sosial, atau intelektual. Sehingga inilah yang terjadi: revolusi awalnya, sama saja akhirnya. 


No comments:

Post a Comment