Wednesday, April 25, 2018

DARI YUDI, FAREL, KE LI MIN HO


Waktu sedang sholat isya, ada dua anak kecil berisiknya bukan main. Tapi aku tidak pernah sebal. Aku justru nyimak mereka.

Lha bagaimana, wong suara mereka keras begitu. Masak aku pura-pura tidak dengar. Belum ditambah aku tidak tau arti bacaan sholat yang sedang dibaca imam. Ya praktis, aku memikirkan apa yang kudengar dan pahami saja.

Tulisan ini adalah apa yang kupikirkan ketika sedang sholat itu. Tuhan yang maha pemurah, ampuni saya.

Ketika dua anak itu berisik, ada dua hal yang membuat aku heran. Pertama, kok ya ada makmum dewasa yang mendesis pada kedua anak itu. Padahal nampaknya makmum itu sedang sholat juga. SSSSSSSSHHHHHH!!! Dua kali pulaKok ya bisa ya, sambil sholat, sambil mendesis. Kukira, lebih mending saya. Walau tidak khusyuk, tapi tetap anteng.

Lalu apa hal kedua yang membuat aku heran. Yaitu ketika dua anak itu memanggil temannya: “FAREL!!”. Pikiranku lagi-lagi melayang.

Yang jelas, itu bukan nama anakku. Aku juga tidak tau siapa itu FAREL. Yang jelas, tiba-tiba aku kepikiran nama itu. Mungkin saat itu imam sedang rokaat ketiga. Sehingga suasana hening. FAREL satu-satunya yang kudengar. Dan secara otomatis, kepalaku mencerna kata FAREL sedemikian rupa. Sekali lagi, otomatis. Aku tidak pernah menyengaja untuk tidak khusyu.

Yang kupikirkan saat itu, kenapa anak bernama FAREL banyak sekali. Tentu yang namanya BUDI juga banyak. Apalagi yang namanya ARIF. Ada temanku yang namanya YUDI. Itu juga banyak. Tapi dalam keyakinanku yang terdalam, nama BUDI, ARIF, YUDI itu banyak dipakai karena ada akar kebudayaannya. Aku berjanji dalam diri, sesampainya di rumah, akan kutelusuri fenomena ini.

Sudah sampai rumah

Ok kita lanjut. Mari cek kenapa BUDI, ARIF, YUDI, tidak asing bagi kita. Sebentar, kugoogling dulu.

Pertama, ARIF, asal bahasa Arab. Mengapa nama ini banyak dipakai? Ya karena kebudayaan Arab sudah lama sekali tinggal di Nusantara. Lalu BUDI dan YUDI. Kedua nama ini berasal dari bahasa Sanskerta yang artinya sadar dan cermat/rakyat. Kenapa aku tidak asing dengan nama ini, ya karena kebudayaan Sanskrit barangkali sudah setua Nusantara itu sendiri.

Nah, sekarang FAREL! Dengan apa kita bisa menjelaskan mengapa nama ini banyak yang jadi nama anak-anak jaman sekarang.

Nama FAREL jarang ada di generasiku. Belum pernah aku punya temen namanya FAREL. Aku kelahiran 86 by the way. Feelingku, Di generasi ibu bapakku juga tidak ada. Coba, bagi anda yang seumuran denganku, merasa aneh tidak ketika harus memanggil seseorang dengan PAK FAREL. Yang ada juga Pak Imam, Pak Jono, Pak Joko.

Nah, akhirnya, darimana akar ide nama FAREL digunakan oleh anak-anak kecil jaman sekarang. Mari kita googling lagi. Kukasih tau kata kuncinya, “FAREL berasal dari bahasa”

Ikut menggoogling kah?

Coba lihat laman teratas. Aku kaget ketika disitu ada informasi seperti ini:  “banyak yang mengira nama ini berasal dari bahasa Arab, padahal nama ini berasal dari bahasa Irlandia”. Coba anda bayangkan. Ada emak-emak, asli Indonesia, menamai anaknya dari bahasa dan budaya Irlandia. Asli. Ini rumit.

Aku pernah melihat buku berjudul jejak Prancis di Indonesia. Aku langsung terngiang DAENDELS atau JEAN MARAIS (karakter tokoh dalam Bumi Manusia-nya PRAMOEDYA).

Nah, sekarang. Kutantang anda membayangkan buku berjudul “Jejak Irlandia di IndonesiaSiapa orang Irlandia pernah menokoh di sini? Oh, nenek moyang peradaban Indonesia, ampuni kami.

Tulisan ini kemudian dibaca istri. Katanya, FAREL itu booming dari sinetron.

Saya ketik lagi di google: “FAREL sinetron”.

Muncullah sinetron berjudul Heart. Jadi, selama ini, nama FAREL itu dipopulerkan oleh sinetron. Mungkin anda-anda ada yang mau menulis buku jejak Irlandia di Indonesia? Sinetron Heart jangan sampai luput dari perhatian.

Aku jadi penasaran. Siapakah orang Indonesia nanti, yang pertama dinamai Li Min Ho!!
Jangan-jangan anakmu? 

No comments:

Post a Comment